Generasi Politik Yang Cerdas

    Generasi Politik Yang Cerdas
    Penulis saat bersama Bupati Lumajang

    Nganjuk. Partai politik adalah organisasi yang mengoordinasikan calon untuk bersaing dalam pemilihan di negara tertentu. Anggota partai umumnya memiliki gagasan yang sama tentang politik dan partai dapat mempromosikan tujuan ideologis atau kebijakan tertentu. 

    Dari gambaran di atas sangat jelas bahwa berpartai adalah sebuah dorongan moral seseorang untuk menjadi agen perubahan yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan dalam berbagai disiplin ilmu. 

    Menjadi aktifis partai yang ideal adalah berpolitik cerdas dan berintegritas, dimana Kader politik yang cerdas adalah generasi politik yang memiliki kecakapan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan politik yang dibutuhkan dalam kerja-kerja politik. 

    Integritas adalah sikap dan keadaan diri dengan standar kompetensi, keadilan dan kejujuran yang tertinggi. Dalam arti yang lebih luas, integritas mencakup soal keadilan, tingkah laku, kebenaran, dan kesetaraan. 

    Kecerdasan tanpa integritas akan terjebak pada praktik politik yang menghalalkan berbagai cara untuk merengkuh kepentingan pribadi. Sedangkan Integritas tanpa kecerdasan tidak cukup untuk membangun keadaban politik yang membangun bangsa dan rakyatnya.

    Jika anda berpolitik tidak memiliki prinsip dan hanya ikut ikutan maka anda akan menjadi kayu bakar untuk sebuah masakan yang jika sudah masak akan di nikmati oleh orang lain. Berpolitik cerdas tetap berfikir kemaslahatan disamping kepentingan. Anda sebagai kader partai harus memiliki prinsip yang jelas. Apakah yang anda dukung memiliki kepedulian, kecerdasan, integritas atau sekedar orang mencari pekerjaan untuk kepentingannya sendiri.

    Ini menjadi sangat penting sebagai pendidikan politik bahwa mendukung sebuah partai atau calon anggota legislatif tidak hanya karena teman ikut kita ikut, diperintah ketua organisasi kita ikut dan alasan lain yang tidak cerdas dan mencerdaskan.

    Membangun generasi politik yang cerdas dan berintegritas harus dimulai dari membangun diri sendiri untuk belajar mengasah otak kanan kiri kita untuk memahami politik dan perilaku politik yang rohmatan lil alamin. Terlalu banyak kader politik karbitan yang perlente, merasa bangga menjadi ketua PAC atau dekat dengan anggota dewan namun tidak jelas konsepnya dan tidak ada manfaat bagi dirinya

    Padahal, politik sesungguhnya merupakan sarana mencapai kondisi sosial masyarakat yang layak. Politik adalah usaha mencapai tatanan masyarakat yang baik dan berkeadilan (Peter Merkl, 1967; dikutip dari Miriam Budiarjo, 2008, hlm. 15-16).

    Jabatan politik hanyalah alat untuk dapat menghasilkan kebijakan yang memihak kepentingan warga. Maka, politik haruslah berada dalam peta jalan tunggal menuju kesentosaan masyarakat. Jika terjadi bias dan pemandulan fungsi politik secara terus menerus, maka muncul patologi politik yang mengancam kehidupan demokrasi dan negara.

    Semoga bermanfaat bagi para kader politik yang belum tahu arah politik dan manfaat politik global. Berpolitik yang cerdas selalu dinamis dalam berfikir, cerdas dalam bersikap dan penuh keyakinan dalam menentukan pilihan politik. Jabatan politik bukan pekerjaan, jabatan politik adalah sebuah amanah kekuasaan yg harus kita lakukan dengan penuh integritas. Jika amanah kita lakukan kita dapat sesuatu itu hanya ekses bukan tujuan.

    HM Basori M.Si

    Pengurus PW IKA PMII Jawa Timur

    Pembina LPBI NU Nganjuk

    Sekolah Perubahan

    politik opini
    Faizal Ansyori

    Faizal Ansyori

    Artikel Sebelumnya

    Siap gelorakan nilai Pancasila,Kesbangpol...

    Artikel Berikutnya

    Gandeng Kemdikbudristek, STKIP PGRI Nganjuk...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    PERS.CO.ID: Jaringan Media Jurnalis Independen
    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Hendri Kampai: Lahirnya Ormas Vigilantis dan Tindakan Anarkis
    Hendri Kampai: Wibawa Pemerintah Tergantung dari Penegakan Hukum yang Berkeadilan Bagi Semua
    Hendri Kampai: Belajar dari Kasus Pagar Laut, Apakah Indonesia Sudah Begitu Dalam Dikuasai Oligarki?

    Ikuti Kami